Ribuan Artikel Kesehatan ada disini, Cari Cepat disini:

KTI D3 Kebidanan[1] | KTI D3 Kebidanan[2] | cara pemesanan KTI Kebidanan |
PERHATIAN : jika file belum ter-download, Sabar sampai Loading halaman selesai lalu klik DOWNLOAD lagi

Asuhan Keperawatan Anak Diare (Askep Anak Diare)

»Asuhan Keperawatan Anak Diare (Askep Anak Diare)
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer, A.1999, 501).

B. Penyebab
Menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
Faktor infeksi
Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
Infeksi parenteral
adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat, lemak dan protein.
Faktor makanan
Makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
Faktor psikologis
Rasa takut, cemas

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
Diare osmotik (osmotik diarrhoea), disebabkan oleh:
Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
Kurang kalori protein.
Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

C. Patofisiologi
Penyebab diare yang utama adalah gangguan osmotik, akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh usus akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Diare juga terjadi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan kemudian diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

D. Tanda dan Gejala
Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
PH dan kadar gula dalam tinja
Bila perlu diadakan uji bakteri
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

F. Penatalaksanaan
Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare
Pengkajian
Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.
Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan
Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah.
Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
Perkembangan
Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal, bermain).
Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.
Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK).
Meniru membuat garis lurus (GH).
Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK).
Melepasa pakaian sendiri (BM).
Pemeriksaan Fisik
Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih.
Mata : cekung, kering, sangat cekung.
Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum.
Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan).
Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .
Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.
Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare.
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.

Intervensi
Diagnosa 1.:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt)
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.
Intervensi :
Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt
Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
Kolaborasi :
Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).
Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2.:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
Nafsu makan meningkat
BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi :
Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin).
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.
Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat.
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan.
R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
Monitor intake dan out put dalam 24 jam.
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu.
obat-obatan atau vitamin ( A)
R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3. :
Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil :
Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
Berikan kompres hangat
R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh
Kolaborasi pemberian antipirektik
R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4.:
Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu.
Kriteria hasil :
Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar
Intervensi
Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces
Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan iritasi .

Diagnosa 5.:
Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi
Kriteria hasil :
Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel
Intervensi :
Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan
R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga
Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS
Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya
Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)
R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.
Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak

DAFTAR PUSTAKA
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta
Baca Selengkapnya - Asuhan Keperawatan Anak Diare (Askep Anak Diare)

A

»A
Istilah kesehatan umum

Abilah : Cacar, ketumbuhan

Abilah peringgi : penyakit raja singa, sifilis

Aborsi : pengguguran kandungan

Abortive : obat2an yang dapat menggugurkan isi kandungan

Abortus provokatus : keguguran karena kesengajaan

Abras : mengidap penyakit kusta

Adenosis : penyakit kalenjar, terutama menyerang kelenjar getah bening

Adipose : penimbunan lemak yang berlebihan di tubuh

Adrenal : organ manusia yang berupa kalenjar bentuk di dekat ginjal dan menghasilkan hormone, anak ginjal

Adrenalin : hormone yang diambil dari kalenjar anak ginjal hewan

Adsorben : zat yang digunakan untuk obat mencret dan penawar racun

Aerobic : yang bersifat membutuhkan oksigen untuk kehidupan

Akromegali : penyakit yang ditandai dengan membesarnya ujung anggota badan, seperti hidung, dagu, telinga dan kaki

Akut : keadaan gangguan penyakit yang timbul secara mendadak & bersifat bahasa

Alternative : obat perangsang fungsi nutrisi tubuh

Ambah – ambah : penyakit sampar

Ambliopia : kelainan pada mata yang menyebabkan ketajaman daya lihat menjadi berkurang

Amnesia : gangguan kejiwaan

Amputasi : pemotongan kaki & tangan

Andrologi : ilmu yang mempelajari tentang kemandulan

Anemia : gangguan penyakit kurang darah

Antianemia : obat pencegah anemia

Aspirin : obat sakit kepala

Autopsi : pemeriksaan tubuh mayat yang dibedah.
Baca Selengkapnya - A

G

»G
Istilah kesehatan umum
Gabak : penyakit campa (kulit)

Gagu : bisu

Gajih : gemuk

Gamet : sel telur yang siap dibuahi

Gardin : penyakit kuda dengan gejala badan menggigil

Gastritis : peradangan selaput lender pada lambung

Gastroenteritis : radang pada lambung dan usus

Geladir : lender, kotoran

Gelema : dahak yang kental

Guit : menyentuh sesuatu dengan menggunakan jari-jari kaki

Gumboro : virus yang dapat menyerang anak ayam
Baca Selengkapnya - G

E

»E
Istilah kesehatan umum

Edan : gila, jatuh cinta

Eflorensasi : kelainan kulit yang mempunyai sifat tertentu

Eksem : penyakit kulit

Eksisi : pengeluaran jaringan dengan cara pembedahan

Ekskresi : proses pengeluaran (ampas hasil metabolisme)

Eksostosis : pertumbuhan tulang setempat yang menimbulkan tonjolan pada permukaannya

Ekspektoran : obat pelancar dahak

Ekspirasi : pengembusan nafas yang keluar

Ekstensor : otot yang berkaitan dengan anggota gerak

Ekstrauterin : berhubungan dengan perkembangan embrio di luar rahim

Ekstremitas : anggota badan

Elektropatologi : ilmu tentang kelainan penyakit pada tubuh

Emaskulasi : kastrasi pada laki-laki
Baca Selengkapnya - E

D

»D
Istilah kesehatan umum
Dobung : berpepat gigi (sebelum diasah)

Dabus : mempertunjukkan kekebalan dengan melukai diri sendiri

Dadah : berbagai macam obat yang tersedia

Daki : kotoran yang melekat pada tubuh kita

Daktil : kaki yang terdiri atas satu ruas panjang dan dua ruas pendek

Daktilogi : bahasa isyarat dengan jari

Dampal : telapak kaki

Darah : sel-sel merah (putih) yang mencair &mengalir dalam tubuh manusia

Darurat : keadaan gawat

Debil : akal lemah

Dedar : rasa gerah, panas (tentang kondisi tubuh)
Baca Selengkapnya - D

C

»C
Istilah kesehatan umum
Cabuk : penyakit kulit yang berbau busuk, peking

Cacak : air pembasuh rambut agar tumbuh lebat

Cacar : penyakit kulit yang disebabkan oleh virus

Cacingan : menderita sakit karena banyak cacing didalam perut

Cagu : penyakit kuku jari bernanah

Candu : getah yang dikeringkan dan berwarna hitam digunakan untuk mengurangi rasa nyeri /sakit

Cangga : cacat sejak lahir, cenanga

Cangkrang : jenis gangguan penyakit semacam cacar air

Cangkak : obat yang dibuat dari bunga yang dkeringkan

Ceguk : gangguan pada organ tenggorokan
Baca Selengkapnya - C

B

»B
Istilah kesehatan umum

Babesiasis : penyakit darah yang ditimbulkan oleh genus babesia, ******, kucing

Bagat : berbintik-bintik hitam di badan

Bakterin : vaksin bakteri yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan tubuh

Balam : tidak kelihatan nyata karena jauh, kabut

Balung : daging yang tumbuh dikepala ayam

Bludrek : tekanan darah tinggi yang mempengaruhi emosi

Bodok : penyakit kusta

Busik : burik-burik pada kulit kepala

Busung : keadaan gembung

Buta : tidak dapat melihat karena gangguan mata
Baca Selengkapnya - B

K

»K
Istilah kesehatan umum
Kacamata : lensa tipis untuk mata guna menormalkan

Kadas : kurap yang disebabkan oleh jamur


Kahak : dahak

Kalomel : obat pencuci perut

Kalus : bagian kulit yang menebal

Kambuh : jatuh sakit

Kandungan : kantong peranakan di dalam perut wanita

Kandut : hamil

Karah : noda pada kulit / gigi

Kardia : jantung

Karies : pembusukan / perusakan pada tulang gigi

Karminatif : obat untuk menekan kolik perut

Karsinogenik : bersifat menyebabkan penyakit kanker

Karotis : anteri yang menyalurkan darah keleher dan ke kepala

Kedadak : gangguan penyakit berupa buang-buang air besar

Kudis : jenis gangguan jamur pada kulit

Kusta : suatu jenis penyakit yang merusak tubuh
Baca Selengkapnya - K

J

»J
 Istilah kesehatan umum
Jalar : Menjangkit (tentang wabah penyakit)

Jamu : obat penyembuh yang dibuat dari ramu-ramuan

Janin : bakal bayi

Jaram : bibit penyakit

Jeksi : suntik

Jeluntung : cacar air

Jembrana : gangguan penyakit pes pada binatang

Jengkot : cacat berupa kepincangan

Jenu : obat yang diambil dari tumbuhan

Jogging : lari pelan-pelan untuk menjaga kesehatan
Baca Selengkapnya - J

I

»I
Istilah kesehatan umum
Idepan : penyakit yang tak lekas sembuh

Impotensi : lemah syahwat

Imun : kebal terhadap suatu penyakit

Imunisasi : pengebalan

Imunoterapi : peningkatan daya tahan tubuh

Infartus : gangguan pembuluh darah

Infeksi : kemasukan bibit penyakit

Infertilitas : kemampuan menghasilkan keturunan

Inflamasi : reaksi tubuh terhadap mikroorganisme

Injeksi : suntikan

Inkarserasi : pengguguran
Baca Selengkapnya - I